Label

Kamis, 24 Januari 2013

UNTUKMU YANG PERCAYA BINTANG


Pagi Kamu!

Sudahkah aku terselip di antara mimpimu malam tadi?

Atau dia yang akhir-akhir ini menjadi teman curhatmu yang menjadi teman (juga) dalam mimpimu?

Entahlah, aku ‘kan bukan peramal. Juga bukan keturunan ahli tafsir. Jadi maafkan keterbatasanku ini.

Jadi, melalui barisan kata-kata ini aku menyelipkan sebuah kecemburuan. Sebuah rasa yang muncul paksa karena hadirnya orang ketiga. Sebuah rasa yang terseret keluar karena terbangnya kepercayaan. Sebuah rasa yang sedang saya paksa untuk tidak mengganggu kalian berdua.

Gengsi yang terkumpul pada diriku mungkin baru setinggi monas. Namun, entah kenapa tetap sulit untuk menebangnya. Mungkin juga sudah sebanyak jumlah tweet dalam akun twitterku. Sialnya jika itu diberi satuan “kg” entah habis berapa detik untuk menguranginya.

Dan mungkin melalui surat inilah aku berani melemparkannya. Iya melemparkan rasa yang sudah bosan aku kurung. Rasa yang mulai jenuh melihat air mata. Rasa yang muak bertemu kesedihan. Rasa yang minta kepastian. Rasa yang terlampau hapal username twittermu. Inilah dia: Cinta.

Apa kamu akan membiarkannya berlari sendirian tanpa arah? Membiarkan dia berteriak seperti orang gila? Membiarkan dia menunggu imam yang tak percaya iman? HEY KAMU! Dia telah berlari meninggalkan gengsi dengan menulis surat ini. Dia telah berteriak ribuan kali melalui akun twitternya. Dia telah menunggu orang yang percaya-akan-bintang, orang yang tak pecaya diri sendiri.

Haruskah Dia-rasa-bernama-Cinta masih bertahan?
Dapatkah Kamu menjawabnya?

Tidak ada komentar: